Berita

Informasi terkait digitalisasi aksara Nusantara.

PANDI Gandeng UNUD Digitalkan Aksara Bali

Mimdan— 04 November 2020 19:43

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Universitas Udayana (UNUD), di Denpasar, Bali, Senin, dalam upaya melestarikan aksara Bali melalui digitalisasi. Menurut Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo, penandatanganan MoU ini dimaksudkan untuk menjalin kerja sama dengan Universitas Udayana dalam hal pelestarian aksara Bali melalui digitalisasi aksara.

"Dalam rangka mendigitalisasikan aksara Bali agar dapat dipergunakan di internet dan perangkat teknologi lainnya, maka PANDI berkomitmen bersama-sama dengan pihak Universitas Udayana agar aksara Bali dapat dilestarikan melalui internet," kata Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo, dalam pernyataan persnya. Nantinya seluruh kegiatan digitalisasi yang diselenggarakan PANDI akan dijahit dalam satu program besar bertajuk "Merajut Nusantara: Melalui Digitalisasi Aksara", yang disiapkan PANDI untuk bisa memperkenalkan kembali dan melestarikan bagian dari budaya asli Indonesia yang kian hari semakin memudar tergerus jaman. "Diharapkan dengan adanya program tersebut, masyarakat saat ini dapat mengenal kembali aksara daerahnya masing-masing sehingga bisa dipergunakan dan dilestarikan oleh generasi-generasi berikutnya," Yudho menambahkan. Rektor Universitas Udayana, Anak Agung Raka Sudewi, menyambut baik kerja sama dan upaya yang dilakukan PANDI dalam mendaftarkan aksara daerah ke lembaga internet dunia (UNICODE/ICANN) agar bisa dipergunakan di internet.

"Kurangnya literasi terkait aksara saat ini membuat masyarakat jarang mempergunakan aksara daerah dalam kehidupannya sehari-hari," katanya. Anak Agung menambahkan bahwa kerja sama Universitas Udayana dengan PANDI merupakan salah satu bentuk dukungan konkrit dalam upaya mengenalkan kembali aksara daerah yang mulai terkikis. Sebelumnya, PANDI sudah melakukan proses digitalisasi aksara Jawa melalui Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN). Proses digitalisasi sudah mencapai 80 persen sehingga aksara daerah itu nantinya bisa digunakan sebagai nama domain internet. Lewat program "Merajut Nusantara: Melalui Digitalisasi Aksara", PANDI bertekad menjadikan seluruh aksara daerah di Indonesia yang masih bisa terlacak jejaknya untuk dijadikan alternatif nama domain internet atau dalam istilah spesifiknya adalah IDN – ccTLD (Internationalized Domain Name – country code Top Level Domain). Untuk IDN – ccTLD aksara Jawa, PANDI memprediksi bahwa prosesnya akan rampung pada akhir tahun ini.

Tulisan Lainnya


September Ini Unicode Aksara Kawi Segera Rilis

Ada kabar menggembirakan terkait digitalisasi aksara nusantara. Aksara Kawi akan segera masuk ke dalam standar Unicode. Hal ini berarti, akan ada delapan aksara nusantara yang memenuhi standar Unicode.

Pengumuman Pemenang Lomba Kaligrafi Aksara Nusantara

Para juri hanya mengamati gambar, sedangkan nama pembuat karya baru dimunculkan oleh panitia setelah juri memutuskan para pemenang. Setelah menelaah, mencermati, dan menimbang karya-karya peserta, para juri memutuskan pemenang sebagai berikut.

Didukung PANDI: Kemenag Akan Gelar Kongres Digitalisasi Aksara Pegon

Kegiatan persiapan prakongres Aksara Pegon dihadiri juga para Pegiat Aksara. Forum ini menyepakati bahwa salah satu cara agar digitalisasi Aksara Pegon dapat terwujud diperlukan beberapa tahapan.

Lomba Kaligrafi Aksara Nusantara (Q&A)

Lomba ini dapat diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia dari semua kalangan, diselenggarakan oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bekerja sama dengan Yayasan Kebudayaan Rancagé. Berikut adalah pertanyaan yang sering diajukan kepada panitia.

Aksara Nusantara Diwacanakan jadi Bagian TKDN Perangkat Digital

Ini sebagai tindak lanjut penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap Font, Papan tombol, Transliterasi Aksara Jawa, Sunda dan Bali. Upaya mendorong TKDN Aksara Nusantara pada perangkat digital

Pendaftaran Aksara Kawi ke Unicode

Dengan masuknya Aksara Kawi ke Unicode kemudian menjadi peluang untuk revitalisasi Aksara Kawi di dunia digital yang akan didukung penggunaannya melalui SNI.