
Di tengah berbagai kendala, inovasi untuk pelestarian aksara Lampung terus dilakukan. Salah satunya dengan pembuatan huruf dan papan tuts digital aksara Lampung.
Meizano Ardhi Muhammad (40) memperagakan aksara Lampung yang diketiknya dengan 10 jari di atas papan tuts komputer. Satu per satu aksara itu muncul di layar komputer jinjingnya.
”Kita tinggal ketik dan akan muncul apa yang ingin dituliskan,” kata dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) itu, Jumat (12/2/2021), di Bandar Lampung.
Saat ini semakin sedikit orang yang bisa menulis dan membaca aksara Lampung. Untuk itulah, Meizano bersama beberapa dosen menciptakan inovasikibor digital aksara Lampung agar aksara Lampung tak dilupakan.
Awalnya, tim peneliti melacak bentuk 20 huruf induk aksara Lampung yang telah dibakukan sejak 23 Februari 1985. Dikumpulkan pula bentuk 11 anak huruf atau tanda bunyi aksara Lampung.
Aksara Lampung itu lalu digambar dan dibuat desainnya di komputer. Selain itu, didesain pula peletakan setiap aksara pada papan tuts agar mempermudah penggunanya.
Kerja keras dan semangat untuk mendigitalisasi aksara Lampung terbayar setelah fon dan papan tuts aksara Lampung yang mereka ciptakan mendapatkan hak paten. Fon digital aksara Lampung dipatenkan pada 2017, sementara papan tuts aksara Lampung dipatenkan pada 2018. Pemegang hak cipta kedua inovasi itu adalah Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Umum Unila.
Menurut Meizano, papan tuts aksara Lampung itu belum sempurna. Sampai saat ini, pihaknya baru mencetak 100 unitpapan tuts dan dibagikan ke sejumlah akademisi, sekolah, dan para pemerhati aksara Lampung. Ke depan, mereka berencana membuat inovasi baru dengan stikerpapan tuts aksara Lampung supaya lebih efisien.
Mereka juga terus menyempurnakan inovasi kamus digital aksara Lampung. Saat ini sekitar 15.000 kata dalam bahasa Lampung dihimpun dalam kamus digital tersebut.
Selain itu, dipersiapkan juga pembuatan aplikasi fon aksara Lampung. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya dapat mengetik aksara Lampung menggunakan gawai. Menurut rencana, aplikasi itu akan diluncurkan tahun ini.
Riset lain
Inovasi digitalisasi aksara Lampung juga tengah dilakukan Akmal Junaidi, dosen Fakultas MIPA Universitas Lampung. Dia sedang merancang sistem yang memungkinkan pemindaian tulisan Latin menjadi tulisan beraksara Lampung atau sebaliknya.
Riset itu diharapkan dapat menghasilkan produk aplikasi pemindai aksara Lampung yang bekerja secara otomatis. Nantinya pengguna juga dapat mengunduhnya di Play Store pada gawai masing-masing.
Akmal ingin mendaftarkan aksara Lampung dalam standar Unicode sebagai upaya digitalisasi aksara secara global. Namun, ternyata sudah ada peneliti dari luar negeri yang lebih dulu mengajukan proposal Unicode untuk aksara Lampung.
Peneliti itu adalah Ashuman Pandey, akademisi dari Universitas Michigan, Amerika Serikat. Rupanya, aksara Lampung menarik minat para peneliti di luar negeri. Peneliti di Lampung semestinya terpacu untuk bisa melestarikan warisan budaya tersebut.
Kepala Pusat Penelitian Budaya Lampung Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Umum Unila Anna Gustina mengatakan, inovasi yang dilakukan para akademisi itu sejalan dengan semangat kampus untuk memajukan budaya Lampung. Ke depan, inovasi dan digitalisasi aksara Lampung diharapkan bisa terus dikembangkan. Dengan begitu, harapan untuk mendekatkan kembali aksara daerah itu kepada generasi masa kini semakin nyata.